23.4.12

Hikmah dibalik Musibah

(…bagi mereka yang beriman)

1. Terhapusnya dosa & kesalahan.
Nabi saw bersabda, sebagaimana dituturkan Abu Hurairah ra.: Tidak ada penyakit, kesedihan & bahaya yang menimpa seorang Mukmin hinggga duri yang menusuknya melainkan Allah akan mengampuni kesalahan-kesalahannya dengan semua itu. (HR Bukhari & Muslim)

Dalam hadis lain Nabi saw bersabda: Cobaan senantiasa akan menimpa seorang Mukmin & Mukminah—baik menimpa dirinya, anaknya maupun hartanya—hingga ia bertemu dengan Allah dalam keadaan tidak mempunyai dosa. (HR Tirmidzi)

2. Memperoleh pahala & keridhaan Allah.
Anas ra. meriwayatkan sebuah hadis secara marfĂ»’, “Sesungguhnya besarnya pahala bergantung pada besarnya cobaan. Jika Allah mencintai suatu kaum maka Dia akan mengujinya dengan cobaan. Siapa saja yang ridha atas cobaan tersebut maka dia mendapat keridhaan Allah…

3. Mendorong untuk ber-taqarrub & banyak beribadah kepada Allah SWT.
Betapa banyak Muslim yang setelah ditimpa musibah ataupun bencana terdorong untuk ber-taqarrub kepada Allah & berdoa/beribadah kepada-Nya, yang semua itu tak pernah ia lakukan sebelum tertimpa musibah. (QS 41: 51)

4. Merupakan indikasi bahwa Allah menghendaki kebaikan.
Rasulullah saw. bersabda: Siapa yang dikehendaki oleh Allah kebaikan maka Allah akan menimpakan musibah kepadanya. (HR Bukhari)

Selain itu, orang-orang yang sabar dalam menghadapi musibah akan mendapatkan shalawat & rahmat dari Allah SWT (QS 33:155-157; diberi pahala tanpa batas; akan selalu bersama Allah (QS 2:153), & Allah mencintainya (QS 3:146).

Lebih dari sekadar keharusan untuk bersabar, dalam menghadapi musibah ini selayaknya setiap Muslim hendaknya:

1. Iman & ridha terhadap ketentuan (takdir) Allah.
Allah SWT berfirman: Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi & pada diri kalian sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah (Q57:22).

2. Memperbanyak berdoa & berzikir kepada Allah SWT.
Rasulullah saw. mengajarkan doa bagi orang yang tertimpa musibah: Ya Allah, berilah aku pahala karena musibah yang menimpaku ini, & berilah ganti bagiku yang lebih baik daripadanya. (HR Ahmad)

Selain berdoa, berzikir akan dapat menenteramkan hati. (Q13:28)

3. Tetap berikhtiar.
Mengimani takdir bukan berarti tidak berikhtiar. Saat terjadi wabah penyakit di Syam, Umar bin al-Khaththab segera berupaya keluar dari negeri tersebut. Ketika ditanya, ”Apakah kamu hendak lari dari takdir Allah?” Umar menjawab, ”Ya, aku lari dari takdir Allah untuk menuju takdir-Nya yang lain.

Rasulullah saw. pun memberikan petunjuk bahwa segala bahaya (madarat) wajib untuk dihilangkan. Misalnya logistik, tempat tinggal, masjid & sekolah yang hancur harus diupayakan kembali keberadaannya. Dalam hal ini, tanggung jawab Pemerintah sangatlah besar.

4. Bertobat.
Adakalanya musibah yang menimpa adalah akibat dari dosa yang diperbuat manusia (QS 42:30). Karena itu, sudah seharusnya seseorang yang terkena musibah segera bertobat kepada Allah SWT dengan taubat yang sebenar-benarnya. Nabi saw. bersabda: Setiap anak Adam adalah pendosa. Sebaik-baik pendosa adalah orang yang suka bertaubat (HR Tirmidzi, Ibn Majah, Ahmad & Darimi).

5. Tetap Istiqamah dalam Islam.
Dalam setiap musibah, selalu ada pihak-pihak tertentu yang memanfaatkannya untuk tujuan jahat. Misalnya kristenisasi. Caranya adalah dengan memberikan bantuan logistik, medis, uang, rumah & sebagainya. Semua itu tidaklah diberikan dengan tulus, melainkan ada maksud keji di baliknya. Ujung-ujungnya, orang-orang kafir itu ingin sekali memurtadkan orang Islam. Di sinilah seorang Muslim dituntut untuk bersikap istiqamah. (QS 11:112)

Mewaspadai Datangnya Musibah Lain
Nabi saw., sebagaimana penuturan Ibn Umar ra., pernah mewanti-wanti kita terkait dengan kemungkinan datangnya sejumlah musibah/bencana (lain) yang menghampiri kita. Beliau bersabda:

Ada lima perkara (yang harus kalian waspadai) aku berlindung kepada Allah, jangan sampai hal itu menimpa kalian:

1. Tidaklah kekejian (perzinaan) muncul pada suatu kaum & mereka melakukannya secara terang-terangan, kecuali akan muncul berbagai wabah & berbagai penyakit yang belum pernah terjadi pada orang-orang sebelum mereka. (Penyakit AIDS???)
2. Tidaklah suatu kaum berbuat curang dalam hal timbangan & takaran (jual-beli), melainkan mereka akan diazab dengan paceklik, kesusahan hidup & kezaliman penguasa.
3. Tidaklah suatu kaum enggan membayar zakat, melainkan mereka akan dicegah dari turunnya hujan dari langit; jika bukan karena binatang ternak, niscaya hujan itu tidak akan diturunkan.

4. Tidaklah para pemimpin mereka melanggar penjanjian Allah & Rasul-Nya, kecuali Alah akan menjadikan musuh menguasai mereka, lalu merampas sebagian yang ada dari apa yang ada di tangan mereka.

5. Tidaklah mereka meninggalkan Kitabullah & Sunnah Nabi-Nya, melainkan Allah menjadikan perselisihan di antara mereka.
(HR Ibnu Majah)

BULETIN AL-ISLAM, Edisi 475/Tahun XVI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar